WELCOME GUYS

YOU ARE MY DESTINY

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

Sabtu, 28 Februari 2015

Berubah

Entah sejak kapan aku mulai sadar kalau ada yang lain dengan sikapmu. Tak pernah seperti dulu lagi. Tak pernah menyebut namaku lagi dan tak pernah bercanda bersamaku lagi. Mungkin saat kau mulai menyukai gadis itu dan kau mulai membenciku. Percayalah aku tak pernah menghalangi segala sesuatu yg kau putuskan. Itu sepenuhnya ada ditanganmu.
Aku tak tahu dimana letak kesalahanku hingga saat ini kau berubah. Berubah menjadi sosok yang tak ku kenal.
Kembali lah seperti yg dulu ku kenal. Aku merindukan saat saat dulu. Saat tak ada yg mengganggu kau dan aku. Saat kita dengan nyamannya bergurau tanpa ada suatu penghalang. Saat semua nya baik baik saja. Saat kau begitu sering menyebut namaku. Saat kau selalu ada untuk menghiburku. Aku merindukan semua hal itu.
Aku ingin seperti dulu. Saat ini hanya kehancuran yg ku dapat, hanya kesedihan yg ku rasa. Apa kau pernah menyadarinya? Air mata yg kau lihat itu jatuh untukmu. Untukmu yg telah berubah jauh dari yg dulu ku kenal.

I LOVE YOU MORE !

Rabu, 04 Februari 2015

Perjuangan, Pengorbanan dan Cita-cita X

Hari pengumuman kelulusan pun tiba. Seluruh siswa telah siap mendengar pengumuman. Dan hasilnya sungguh menakjubkan. Seluruh siswa SMKN 3 lulus 100%.
"Yeeeeeee alhamdulillah." Sorak sorai siswa siswi dengan penuh syukur.
"Dan peraih nilai Ujian Nasional tertinggi di SMKN 3 adalah........." Saat salah seorang guru akan mengumumkan peraih nilai tertinggi suasana pun menjadi hening.
"Dia adalah Aliya Azzahra dari kelas 3 AK 1. Kepada Aliya silahkan naik ke atas panggung."

"Alhamdilillah." Ucap Aliya.
"Selamat ya Al." Ucap Dian.

Acara pengumuman pun telah selesai. Namun sampai saat ini Aliya belum juga melihat Ivan.
"Ivan mana ya yan?" Tanya nya pada Dian.
"Aku tak tau."
"Aku di sini." Suara Ivan terdengar dari balik panggung.
Aliya dan Dian pun menghampirinya.
"Kamu kemana aja Van?" Tanya Aliya
"Aku disini dari tadi. Selamat ya Al." Ucap Ivan
"Makasih Van, ini juga karena kamu yg udah nolong aku." Ucap Aliya
"Aku mau jujur sama kamu Al, tentang apa yg aku rasa selama ini." Ucap Ivan.
"Apa Van?"
"Sejak pertemuan pertama kita yg tak menyenangkan itu aku menyukaimu terlebih saat aku telah mengenalmu aku semakin menyukaimu. Aku baru bilang sekarang karena aku yakin ini saat yg tepat." Jelas Ivan.
"Aku juga menyukaimu." Jawab Aliya
"Sungguh?" Tanya Ivan memastikan
"Iya, tapi aku mau kamu fokus sama kuliah kamu ya Van. Aku pun sama. Aku akan selalu bersama kamu. Mendampingimu setiap belajar. Biar bagaimanapun kita harus tetap meraih cita cita kita." Jelas Aliya
"Iya Al. Aku akan serius kuliah. Makasih ya Al. Kamu yg udah membuat aku menjadi lebih baik." Ucap Ivan.
"Nah, kan kalian cocok. Selamat ya Al, Van. Aku ikut bahagia."
"Terima kasih Yan." Sahut Ivan dan Aliya bersamaan.

Mulai hari itu dan seterusnya Aliya menjalani hidupnya dengan baik. Meski banyak ujian yg menghampiri Ia tetap berjuang dan semangat untuk meraih cita citanya.

Perjuangan, Pengorbanan dan Cita-cita IX

Betapa bahagia nya Aliya melihat sang Ayah telah sembuh dari stroke nya. Aliya semakin bersemangat untuk menghadapi Ujian Nasional. Hari ini adalah hari terakhir sebelum ujian dimulai.

"Ayah, Ibu besok Aliya akan menghadapi Ujian Nasional. Aliya mohon doa ya yah, bu." Ucap Aliya
"Kami akan selalu mendoakanmu nak." Ucap Ayah Aliya
"Kamu anak baik, rajin, pandai. Pasti Allah pun akan menolong mu sayang." Ucap sang ibu seraya mencium kening Aliya
"Ayah minta maaf yaa Aliya, hampir 7 bulan ini Ayah selalu merepotkan mu sehingga kamu harus berjuang demi tetep untuk sekolah." Ucap Ayahnya sambil memeluk Aliya.
"Aliya tak apa yah, ini adalah pengalaman berharga bagi Aliya. Aliya janji akan tetap menjadi anak yg berguna bagi kalian. Dan ayah tau sekarang muridku semakin banyak yah. Sebentar lagi Aliya akan menggapai cita-cita Aliya." Ucap Aliya.
"Kamu hebat nak. Kami bangga memilikimu." Ucap Ayah yg diiringi oleh senyum sang Ibu.

*Hari yg menegangkan itu pun telah berlalu, kini seluruh siswa SMA tinggal menunggu hasil dari ujian yg dijalani selama tiga hari ini.
"Semoga hasilnya memuaskan yah." Ucap Dian
"Amin" sahut Aliya dan Ivan bersamaan.
"Hehe, kamu mau ngapain Al setelah ini?" Tanya Ivan
"Aku mungkin akan melanjutkan ke perguruan tinggi aku mau ngambil jurusan pendidikan. Lagi pula pendapatanku dari mengajar privat sudah sangat cukup dan sekarang Ayah pun sudah mulai bekerja lagi." Ucap Aliya
"Amin, kamu pasti bisa. Semangat yaa guruku." Ucap Ivan
"Amin, oh iya Van. Kamu gak mau menyatakan sesuatu ke Aliya?" Tanya Dian seraya menggoda Ivan.
"Mau ngomong apa Van?" Tanya Aliya penasaran.
"Ah, tidak Al. Dian hanya sembarangan bicara." Sangkalnya
"Oh, yasudahlah." Sahut Aliya
Dian hanya tersenyum melihat tingkah Ivan yg kebingungan mencari Alasan. Sedangkan Aliya tak ingin berprasangka apapun.

~ BERSAMBUNG

Perjuangan, Pengorbanan dan Cita-cita VIII

"Maksudku, kamu menjadi guru privatku. Dari pada kamu terus bekerja disini. Coba kamu fikirin kamu bakal gak fokus nanti. Kalo kamu jadi guru privatku kan kamu bisa sekalian belajar dan mendapat gaji." Jelas Ivan
"Kamu benar sih Van, lagipula menjadi guru adalah cita-citaku." Ucap Aliya
"Jadi kamu setuju Al?" Tanya Ivan untuk mendapat klarifikasi.
"Iya, tapi aku harus bicara pada pak Reno dulu."
"Saya setuju Aliya. Saya sangat senang kalau kamu mau mengajarinya." Ucap pak Reno yg sudah berada di belakang Aliya dan Ivan
"Makasih pak." Ucap Aliya
"Maaf ya ka atas segala sikapku selama ini. Ivan janji bakal jadi orang yg membanggakan buat kaka." Ucap Ivan sambil memeluk Reno.
"Iya Van, kaka seneng kamu mau berubah." Jawab Reno

Keesokan harinya Aliya sudah resmi menjadi guru privat Ivan. Aliya pun tak perlu susah payah lagi membagi waktu nya untuk belajar dan bekerja di restaurant itu. Dan keadaan Ayah Aliya semakin membaik.

"Seminggu lagi kita akan menghadapi Ujian Nasional." Ucap Dian yg memang selalu ikut belajar bersama Aliya dan Ivan.
"Iya, aku yakin kita pasti lulus. Dan aku yakin kali ini nilaiku akan jauh meningkat dari sebelumnya." Ucap Ivan
"Iya pasti Van, ini kan berkat gurumu itu." Ucap dian seraya melirikku.
"Iya, makasih yaa Al."
"Ah, tak usah berlebihan begitu. Itu semua kan berkat kerja keras kalian juga dan pastinya atas kehendak Allah juga." Jelas Aliya.
"Kau memang hebat Al. aku kagum padamu." Ucap Ivan.

*Di rumah Aliya

Sepulang mengajar di rumah Ivan tadi, Aliya pun duduk di kursi depan tv. Iya memejamkan mata sesaat namun sesuatu memaksa mata nya untuk kembali terbuka.
"Ayah?" Betapa terkejutnya Aliya saat melihat Ayahnya telah bisa berjalan lagi.
"Ayah sembuh nak." Ucap Ayahnya
Aliya pun langsung memeluk Ayahnya. Ibu dan adiknya hanya bisa terharu melihat adegan itu.
Betapa bersyukurnya mereka, karena keadaan keluarganya berangsur angsur membaik.

~ BERSAMBUNG

Perjuangan, Pengorbanan dan Cita-cita VII

"Maaf aku gak bisa ikut. Aku harus cepat pulang" ucap Aliya.
"Kamu ada apa sih Al? Setiap kita mau belajar kelompok di luar pasti kamu gak bisa?" Tanya Dian.
"Aku tak apa. Sudah ya. Daaahhh." Jawab Aliya sambil menjauh dari Dian. Dian semakin penasaran akan sikap Aliya. Namun ia mencoba untuk mengerti keadaan temannya itu.

*Di tempat Aliya bekarja

"Sudahlah, jangan sok peduli padaku !" Teriak seseorang di sebuah ruangan.
"Aku hanya ingin kamu menjadi lebih baik." Sahut seseorang lainnya.

Aliya mendengar hal itu. Ia pun bertanya pada karyawan lainnya.
"Ada apa sih itu mba?" Tanya nya.
"Biasa, pak bos dan adiknya bertengkar lagi." Jawab salah satu karyawan

Aliya mengangguk dan berpikir, apa dia adalah adik dari Pak Reno yg pernah diceritakan waktu itu.

Saat Aliya tengah membawa piring kotor tiba tiba ada yg menabraknya.
"Aw.... Oh ya ampun" ucap Aliya yg kaget melihat piring piring itu pecah.
"Aliya?"
"Ivan?" Aliya makin terkejut dan berusaha untuk menghindar. Namun saat ia akan pergi, Ivan menarik tangan Aliya.
"Sedang apa kamu di sini." Tanya Ivan
"Hmm, gpp." Jawab Aliya.
"Ayo ikut aku, aku mau bicara." Ajak Ivan yg langsung menarik Aliya tanpa mendengar jawaban Aliya.

"Jelaskan padaku apa yg kamu lakukan disini? Tanya Ivan.
Karena tak ada pilihan lain akhirnya Aliya menceritakan semuanya kepada Ivan.
"Oh, jadi ini alasan kenapa kamu aneh belakangan ini."
"Iya, maaf yaa. Tapi kamu juga sedang apa disini?" Tanya Aliya
"Aku habis bertemu kakakku."
Aliya pun mengerti sekarang bahwa Ivan adalah adik Pak Reno.

"Kenapa sih kamu selalu bertengkar dengan kakakmu? Tanya Aliya.
"Sejak orang tua kami tiada aku merasa tak berguna. Aku tak bisa melakukan apapun dengan baik, aku tak bisa menjadi sempurna seperti ka Reno. Dia selalu saja memaksaku dan bersikap tegas padaku. Namun belakangan ini dia menjadi sok peduli padaku." Jelas Ivan
"Kau tak perlu menjadi sempurna, pak Reno sangat menyayangimu. Dia hanya ingin kamu berhasil. Bukan untuk dirinya namun untuk dirimu sendiri Van. Coba deh kamu mengerti tentang sikapnya. Ia ingin kamu sukses." Ucap Aliya

Sepertinya Ivan tergugah dengan pernyataan Aliya. Ivan terus berpikir dan pada satu titik akhirnya ia mengerti bahwa Reno memang benar.

"Kau benar Al. Mulai hari ini aku akan berubah. Mau kah kau membimbingku untuk belajar?"
"Maksudmu?" Tanya Aliya

~ BERSAMBUNG

Perjuangan, Pengorbanan dan Cita-cita VI

*Di sekolah
Pagi itu Aliya datang sedikit terlambat. Dengan lari terpogoh pogoh Aliya memasuki kelas. Untung saja saat itu guru belum datang. Aliya langsung duduk dan menenangkan nafasnya.
"Tumben sekali kamu telat Al?" Tanya Dian.
"Iya, ada sesuatu." Jawabnya singkat.
"Ada apa sih?" Tanya Dian penasaran
"Tak apa, sudahlah tak usah dibahas." Jawab Aliya.
Dian masih penasaran saat ia ingin bertanya kembali tiba tiba
"Bagaimana Al keadaan Ayahmu?" Tanya Ivan.
"Baik kok." Jawab Aliya
"Ayahmu kenapa Al? Ada apa sih? Kamu gak mau cerita ama aku? Kamu gak nganggep aku sahabat kamu?" Tanya Dian yg sudah tak sabar lagi.
"Bukan begitu Dian. Baiklah baiklah." Akhirnya Aliya menceritakan tentang hal yg terjadi pada Ayahnya. Namun ia tak bilang bahwa ia sekarang bekerja untuk membiayai sekolahnya. Aliya berpikir biarlah ini menjadi rahasianya.
"Aku turut bersedih Al. Semoga Ayahmu lekas sembuh ya." Doa Dian
"Iya yan aku juga." Ucap Ivan
"Terima kasih yaa."

Pelajaran pun telah dimulai, Aliya tetap berkonsentrasi pada belajarnya agar ia dapat lulus dengan baik.

3 bulan telah berlalu.
Tak lama lagi ujian nasional akan datang. Aliya harus lebih pandai membagi waktunya untuk mengejar pelajaran. Bahkan belakangan ini Aliya menjadi sering bergadang hanya untuk belajar dan mengerjakan tugas. Dan pernah sesekali Aliya tertidur di sekolah.

Dian dan Ivan sempat curiga, pasti ada sesuatu yg terjadi pada Aliya yg tidak mereka ketahui. Kecurigaan mereka bertambah saat Aliya tak bisa ikut belajar kelompok hari itu.

~ BERSAMBUNG