Pages

Sabtu, 17 Januari 2015

Cinta itu Tetap Hidup II

Pada bulan April menjelang ujian nasional di sekolah Mas Bagus sesuatu yg mengejutkan terjadi. Tepat nya hari senin pagi saat Mas Bagus sedang dalam perjalanan menuju sekolahnya kecelakaan maut itu menimpa nya. Motor nya tersenggol bemper angkutan umum, dan motor yg dibawanya tak dapat dikendalikan, dan akhirnya ia terjatuh. Namun malangnya saat ia terjatuh sebuah truk menyambarnya dan ia meninggal karena luka parah dikepala.

Hal itu membuat semua terkejut termasuk aku. Aku mengetahui kabar itu dari seorang teman yg berpapasan denganku sewaktu  aku pulang sekolah. Aku tersentak dan tak percaya hal itu terjadi padanya. Fikiran ku langsung tertuju pada sosok sahabatku yg mengaguminya.
"Apa Nana udah tau?" Ucapku dalam hati.
Aku langsung buruburu menuju rumah temanku. Disana aku mendapati Nana tengah berlinangan air mata karena tak kuasa menerima hal ini.

Ia pun ikut menyaksikan pemakaman laki laki yg di kaguminya itu.

Sejak saat itu Nana tak pernah berhenti memikirkan Mas Bagus. Ia selalu melihat sosial media yg di miliki Mas Bagus.

Aku tak pernah menyangka bahwa ia akan sesedih ini. Aku mengira kekaguman Nana terhadap Mas Bagus tak sedalam ini.

4 tahun pun telah berlalu. Namun tiba tiba malam itu aku melihat sebuah tulisan di media sosial Nana yg menyatakan bahwa ia merindukan Mas Bagus. Aku langsung menemuinya dan ia menceritakan semuanya yg ia rasakan. Dan aku baru tahu, ternyata rasa kagum Nana bukanlah kagum yg biasa biasa saja. Rasa itu adalah sebuah rasa cinta. Walau tak pernah terungkapkan cinta tetaplah cinta. Walau yg dicinta telah tiada, namun cinta itu takkan pernah ikut mati bersama jasadnya.

Ini lah pelajaran yg dapat aku petik. Dimana ada cinta, disitu pasti ada kesetiaan. Walau yg dicinta tak pernah tau sampai ajal menjemputnya namun cinta itu tetap tumbuh dengan baik dan selalu terjaga.

*note : sampai saat ini pun Nana masih mencintai Mas Bagus dan tak pernah bisa melupakannya. Berdoa untuk yg dicinta adalah cara Nana menyampaikan cintanya.

0 komentar:

Posting Komentar