Kadang seseorang yg kita anggap baik dan patut untuk dijadikan tempat berbagi cerita bisa benar benar menusuk dan memberikan sakit yg begitu dalam.
Itu pun yg pernah aku rasakan. Dia nampak baik dan lugu, namun itu semua hanya kedok belaka. Aku sempat mempercayai nya untuk mengetahui rahasia yg selalu ku jaga, dengan harapan dia mampu membuatku sedikit lebih baik. Namun apa yg aku dapatkan dari nya. Aku hanya mendapat sebuah penghianatan darinya. Dia menusukku dari belakang. Dengan tanpa rasa bersalah dia dengan mudahnya mengucap kata maaf. Aku bisa saja memaafkan nya, namun ini hatiku yg sudah terluka. Aku tak dapat menyembunyikan sakitnya. Aku membenci nya, dan aku memiliki alasan yg kuat untuk membencinya. Terlebih saat ini ia merasa seperti orang yg sempurna karena kebencianku padanya. Ia merasa hidupnya lebih baik dari pada hidupku. Padahal pada kenyataannya hidupnya lah yg penuh derita. Dimana tak ada orang yg menyukainya bahkan temannya sendiri pun kini begitu waspada dengan kelakuannya. Yang selalu membuatku tak habis fikir adalah ia tak pernah berusaha untuk memperbaiki kesalahannya. Semakin kesini ia semakin merasa tak bersalah. Aku hanya bisa tersenyum melihat tingkahnya dan aku hanya bisa menyaksikan kepedihan hidupnya. Walau ia tak pernah menyadari bahwa hidupnya sangat menderita. Semua itu karena dari sudut pandanganku. Dan aku bersyukur karena dengan ada nya orang seperti dia kini aku menjadi lebih berhati hati dalam memilih teman. Dan satu hal pembelajaran yg dapat aku ambil adalah sesuatu yg terlihat baik dari luar tak selamanya benar benar baik.
0 komentar:
Posting Komentar