Pages

Senin, 26 Januari 2015

Perjuangan, Pengorbanan dan Cita-cita III

Jam pulang sekolah pun tiba, Aliya yang tadi nya ingin mengerjakan tugas bersama Dian ternyata tidak jadi karena Dian harus mengantar Ibunya ke suatu tempat. Akhirnya Aliya pun pulang sendiri.

Namun, tiba tiba Ivan menghampirinya dan mengajaknya pulang bersama dengan mobilnya. Tapi Aliya menolak karena dia tidak suka naik mobil. Namun Ivan tetap saja bersikukuh untuk mengantarnya.
"Aku tidak mau naik mobil Van." Jelas Aliya
"Baiklah, aku akan tetap mengantarmu. Aku akan berjalan kaki bersamamu." Paksanya.
"Yasudah lah terserah saja. Keras kepala dasar." Ucap Aliya.
"Biarin, daripada kamu galak." Ledek Ivan mencairkan suasana.

Di tengah perjalanan Ivan pun bertanya pada Aliya
"Rumah kamu dimana Al?"
"Kenapa? Capek ya? Sudah ku bilangkan gak usah nganter aku."
"Siapa bilang aku capek, engga kok." Sangkal Ivan.
"Hehe, yasudah. Sebentar lagi sampai kok." Ucap Aliya menenangkan.

Akhirnya mereka pun sampai di depan rumah Aliya. Dan Aliya pun mengajak Ivan untuk mampir. Namun saat sampai di ruang tamu, Aliya mendengar suara Ibunya menangis. Aliya langsung menghampiri Ibunya.

Betapa terkejutnya ia melihat Ayahnya tergeletak di lantai tak berdaya. Ayah Aliya ternyata terkena serangan jantung. Sambil menahan tangis, Aliya langsung membawa Ayahnya menuju rumah sakit. Sampai ia melupakan sesuatu.
"Ivan, Ivan maaf yaa aku harus ke rumah sakit. Kamu mending pulang aja." Tanpa mendengar jawaban Ivan, Aliya langsung masuk ke dalam taksi dan menuju rumah sakit.

~ BERSAMBUNG

0 komentar:

Posting Komentar